Syukuri Apa yang Sedang Dimiliki


Hukama atau para bijak berkata: "Tak usahlah merasa sempit dada, gelisah pikiran dengan alasan karena kita tak memiliki sesuatu yang mencukupi segala keinginan kita. Tak usah pulalah kita berkata 'andai ku punya ini atau itu maka ku pasti bahagia.' Syarat menjadi bahagia dan luas dada hanya satu, yaitu mensyukuri apa yang sedang dimiliki."

Ringan sekali membaca nasehat di atas. Damai hati jika mampu melaksanakannya. Kepemilikan masing-masing orang itu berbeda. Tak usahlah berkompetisi sampai menghalalkan segala cara untuk menjadi yang "ter" dalam segala hal. Syukuri apa yang ada.

Sadari bahwa di dunia ini ada banyak orang yang memimpikan hidupnya supaya sama dengan apa yang kita jalani. Mereka menganggap kita adalah adalah orang yang pantas bersyukur dan bahagia. Sayangnya, kita justru terlarut dalam keluhan dan derita karena merasa belum bisa seperti orang lain yang lebih "wah" dibandingkan kita. Jadilah kita menjadi makhluk pengejar yang tak pernah sampai pada tujuan akhir. Syukuri saja apa yang ada.

Ucapkan puji syukur kepada Allah dan berbagi bahagialah dengan orang lain. Maka kumparan-kumparan syukur itu akan mengalirkan arus listrik bahagia ke seluruh bagian tubuh kita yang akhirnya mampu menyalakan senyum tulus bahagia dalam kondisi apapun.