Dalam sejarah kesarjanaan Islam, matematika memiliki perhatian khusus dari ilmuwan dan sarjana Muslim klasik. Bahkan, aljabar yang selama ini kita gunakan, dengan angka 0 nya, adalah temuan sarjana Islam, Al-Khawarizmi.
Salah satu bagian matematika yang menjadi pelajaran penting di sekolah-sekolah adalah bilangan KPK. Metode KPK dengan pemfaktoran sertia bilangan ini ternyata sudah ditemukan sejak masa sahabat nabi. Sahabat nabi yang mengajarkan metode ini tidak lain adalah Ali bin abi Thalib. Sahabat yang dikenal sebagai pintunya ilmu.
Kisah ini diriwayatkan seorang pendeta yahudi yang berpesan kepada muridnya agar mencari seseorang dengan gelar "pintunya ilmu". Murid itu diminta untuk menanyakan sebuah soal yang sampai saat iitu menurut gurunya belumlah terjawab.
Pendeta Yahudi itu berkata, "Tanyakanlah hai muridku, bilangan mana yang habis dibagi satu sampai sepuluh. Apabila dia dapat menjawab, maka benarlah dia yang mendapat gelar "pintunya ilmu". Dan aku sarankan engkau untuk mengikutinya. Apabila ia tidak dapat menjawab, tinggalkanlah dia dan carilah terus orang yang mendapat gelar tersebut."
Sang guru meninggal dan muridpun berkelana mencari orang yang bergelar "pintunya ilmu" tersebut. Sampai terdengarlah kabar, bahwa di jazirah Arab terdapat seseorang yang mendapat gelar "pintunya ilmu". Orang tersebut tidak lain adalah Ali bin Abi Thalib. Akhirnya, murid itu pun mengajukan sebuah pertanyaan yang dititipkan gurunya untuk Ali. Ali pun menjawab pertanyaan tersebut dengan mudah dan jelas. "Kalikanlah jumlah harimu dalam sebulan dengan jumlah bulanmu dalam setahun, dan dengan jumlah harimu dalam seminggu."
Mendengar jawaban Ali, murid itu pun kemudian menghitungnya. Maksud jawaban Ali adalah jumlah hari dalam sebulan berjumlah 30; jumlah bulan dalam setahun adalah 12; jumlah hari dalam seminggu adalah 7. Jika ketiga bilangan ini dikalikan, yaitu 30 kali 12 kali 7, keluarlah hasil bilangan 2520. Ternyata, angka 2520 itu merupakan bilangan terkecil yang dapat dibagi habis bilangan satu sampai sepuluh. Murid pendeta Yahudi itu pun terkejut mengetahui kebenaran jawaban Ali. Mengikuti saran gurunya, murid itu pun memeluk Islam karena telah menemukan seseorang yang dia cari.
Hasil angka yang ditanyakan kepada Ali, kemudian hari dalam aritmatika dikenal dengan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil). Bilangan KPK adalah bilangan kelipatan terkecil dari persekutuan dua, tiga atau lebih bilangan. Missal, KPK dari 4 dan 6 adalah 12.
Bilangan KPK inilah yang sangat berguna dalam operasi-operasi penjumlahan atau pengurangan pecahan. Seperti dalam pembagian warisan (hukum faraidh), pastilah metode yang digunakan adalah bilangan KPK.
Misalnya, seorang ayah meninggalkan sejumlah kekayaan kepada seorang istri, dua anak laki, dan tiga anak perempuan. Setelah kekayaan sang ayah dikurangi 1/6 untuk jatah istri, maka sisanya dibagi kepada lima anaknya, tetapi dengan peraturan bahwa seorang anak laki-laki mendapat jatah dua kali lipat dari anak perempuan. Jika seorang anak perempuan memperoleh x, maka seorang anak laki-laki mendapat 2x. Selanjutnya, untuk menghitung besar x itu, diperlukan bilangan penyebut yang sama dari penjumlaha total anak laki-laki dan anak perempuan sehingga penjumlahannya sama dengan jumlah riil kekayaan sang ayah. Nah, inilah salah satu kegunaan bilangan KPK.
Menariknya, penjelasan Ali pada soal yang diajukan murid tadi menggunakan bahasa yang ringkas. Ali dapat menjelaskan persoalan matematika tersebut berkat keluasan ilmunya sehingga konsep ruang dan waktu dapat dipadukan dengan baik. Alhasil, KPK dalam matematika ternyata telah ditemukan oleh Ali bin Abi Thalib. Sahabat yang dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad mengatakan, "Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya."
Salah satu bagian matematika yang menjadi pelajaran penting di sekolah-sekolah adalah bilangan KPK. Metode KPK dengan pemfaktoran sertia bilangan ini ternyata sudah ditemukan sejak masa sahabat nabi. Sahabat nabi yang mengajarkan metode ini tidak lain adalah Ali bin abi Thalib. Sahabat yang dikenal sebagai pintunya ilmu.
Kisah ini diriwayatkan seorang pendeta yahudi yang berpesan kepada muridnya agar mencari seseorang dengan gelar "pintunya ilmu". Murid itu diminta untuk menanyakan sebuah soal yang sampai saat iitu menurut gurunya belumlah terjawab.
Pendeta Yahudi itu berkata, "Tanyakanlah hai muridku, bilangan mana yang habis dibagi satu sampai sepuluh. Apabila dia dapat menjawab, maka benarlah dia yang mendapat gelar "pintunya ilmu". Dan aku sarankan engkau untuk mengikutinya. Apabila ia tidak dapat menjawab, tinggalkanlah dia dan carilah terus orang yang mendapat gelar tersebut."
Sang guru meninggal dan muridpun berkelana mencari orang yang bergelar "pintunya ilmu" tersebut. Sampai terdengarlah kabar, bahwa di jazirah Arab terdapat seseorang yang mendapat gelar "pintunya ilmu". Orang tersebut tidak lain adalah Ali bin Abi Thalib. Akhirnya, murid itu pun mengajukan sebuah pertanyaan yang dititipkan gurunya untuk Ali. Ali pun menjawab pertanyaan tersebut dengan mudah dan jelas. "Kalikanlah jumlah harimu dalam sebulan dengan jumlah bulanmu dalam setahun, dan dengan jumlah harimu dalam seminggu."
Mendengar jawaban Ali, murid itu pun kemudian menghitungnya. Maksud jawaban Ali adalah jumlah hari dalam sebulan berjumlah 30; jumlah bulan dalam setahun adalah 12; jumlah hari dalam seminggu adalah 7. Jika ketiga bilangan ini dikalikan, yaitu 30 kali 12 kali 7, keluarlah hasil bilangan 2520. Ternyata, angka 2520 itu merupakan bilangan terkecil yang dapat dibagi habis bilangan satu sampai sepuluh. Murid pendeta Yahudi itu pun terkejut mengetahui kebenaran jawaban Ali. Mengikuti saran gurunya, murid itu pun memeluk Islam karena telah menemukan seseorang yang dia cari.
Hasil angka yang ditanyakan kepada Ali, kemudian hari dalam aritmatika dikenal dengan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil). Bilangan KPK adalah bilangan kelipatan terkecil dari persekutuan dua, tiga atau lebih bilangan. Missal, KPK dari 4 dan 6 adalah 12.
Bilangan KPK inilah yang sangat berguna dalam operasi-operasi penjumlahan atau pengurangan pecahan. Seperti dalam pembagian warisan (hukum faraidh), pastilah metode yang digunakan adalah bilangan KPK.
Misalnya, seorang ayah meninggalkan sejumlah kekayaan kepada seorang istri, dua anak laki, dan tiga anak perempuan. Setelah kekayaan sang ayah dikurangi 1/6 untuk jatah istri, maka sisanya dibagi kepada lima anaknya, tetapi dengan peraturan bahwa seorang anak laki-laki mendapat jatah dua kali lipat dari anak perempuan. Jika seorang anak perempuan memperoleh x, maka seorang anak laki-laki mendapat 2x. Selanjutnya, untuk menghitung besar x itu, diperlukan bilangan penyebut yang sama dari penjumlaha total anak laki-laki dan anak perempuan sehingga penjumlahannya sama dengan jumlah riil kekayaan sang ayah. Nah, inilah salah satu kegunaan bilangan KPK.
Menariknya, penjelasan Ali pada soal yang diajukan murid tadi menggunakan bahasa yang ringkas. Ali dapat menjelaskan persoalan matematika tersebut berkat keluasan ilmunya sehingga konsep ruang dan waktu dapat dipadukan dengan baik. Alhasil, KPK dalam matematika ternyata telah ditemukan oleh Ali bin Abi Thalib. Sahabat yang dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad mengatakan, "Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya."