Belajar Tajwid, Mad Layyin

Layyin artinya : lembut. Mad Lin (atau juga disebut Mad Layyin) adalah mad yang terjadi pada akhir bacaan (posisi waqof/berhenti membaca) dengan formula : Huruf Layyin + satu huruf (yang sebenarnya hidup, tapi dimatikan, karena ada di posisi waqof).

Huruf Layyin yaitu wawu dan ya mati sebelumnya berharakat fathah, [ ـَ وْ / ـَ يْ]

Contoh Mad Layyin :

  • سَوْفَ    ..dibaca سَوْفْ ~ sauuuuf
  • خَوْفٌ    ..dibaca خَوْفْ ~ khauuuuf
  • بَيْتٌ   …..dibaca     بَيْتْ ~ baiiiit
  • شَيْءٍ    ..dibaca   شَيْءْ ~ syaiiii’

Mad Layyin atau disebut juga Mad Lin hanya terjadi pada akhir bacaan (posisi waqof) yang berformula tersebut di atas. Mad Lin tidak mungkin terjadi di awal/tengah bacaan. Durasi yang diperkenankan untuk Mad Lin adalah 2, atau 4 atau 6 ketukan.

Mana yang kita pilih? Intinya adalah bukan pada pilihan 2, 4 atau 6 ketukan, tetapi pada ke-konsisten-an kita dalam mempraktekkannya. Misalnya, jika kita memilih membaca Mad Layyin dengan 4 ketukan, maka kita harus konsisten mempraktekkannya pada semua akhir bacaan yang berformula mad ini.

Di antara contoh Mad Layyin adalah seperti tersebut pada Surat Quroisy sebagaimana berikut:


Deret huruf yang ditampilkan dengan warna merah, itulah deret huruf yang menunjukkan formasi Mad Lin. Tentunya dengan syarat, bahwa pembaca akan mengakhiri bacaan pada setiap akhir ayat. Bila Surat Quroisy dibaca total hanya dengan satu nafas (tidak berhenti kecuali di akhir surat) maka Mad Lin hanya terjadi pada akhir ayat terakhir. Untuk diingat, Mad Lin hanya terjadi pada akhir bacaan (posisi waqof).

Cara Membaca Mad Layyin
Dengan asumsi panjang Mad Lin adalah 4 ketukan, maka cara membaca Mad Lin adalah sebagai berikut :

Panjang ketukan dari bunyi “roisy” adalah 4 ketukan, yaitu dari bunyi “ro” pada ketukan ke-8 hingga bunyi “..sy” pada ketukan ke-11. Karena itu, praktek pembacaan Mad Lin adalah :
Ketukan ke-8 berbunyi “ro”. Bunyi “i” dimulai pada ketukan ke-9. Pertahankan bunyi “i” hingga ketukan ke-11, sehingga bunyi “roi” akan bersambung dengan bunyi “sy”.  Jadi yang terdengar panjang adalah suara “i”-nya. Kira-kira, kalau satu huruf  “i” mewakili satu ketukan, bunyi lengkap contoh di atas adalah “li-iilaafiquroiiisy”. Bunyi “..sy” pada ketukan ke-11 akan menghilang berbarengan dengan jatuhnya ketukan ke-12.

Perhatian :
Pada contoh di atas,  “i” pada bunyi “roi” diucapkan secara halus, tersambung dengan bunyi “o” sehingga menjadi “oi”. Bunyi “i” tidak diucapkan sebagai konsonan yang mandiri, sehingga membaca secara terpotong “ro-iiisy” adalah salah. Pembacaan yang benar, adalah menggabungkan “oi” menjadi satu, yaitu bunyi “oi” terdengan halus.Saran :Agar bacaan terdengar bagus, sebaiknya, panjang Mad Lin disamakan dengan panjang Mad ‘Aridl Lissukuun, sehingga menjadi singkron. Bila Mad ‘Aridl Lissukuun dibaca dengan durasi 4 ketukan, maka Mad Lin sebaiknya juga 4 ketukan.