ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah SWT. Tiada yang kuasa menciptakan alam semesta yang mengagumkan ini selain Allah, tiada yang mampu menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup kecuali Allah. Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita pasti akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Mengapa itikaf di masjid? Karena untuk menghemat sewa kontrakan. Mengapa rajin shaum senin-kamis? Karena ingin langsing sekaligus menghemat uang jajan. Mengapa disiplin sholat subuh di awal waktu? Karena ingin wajah terlihat berbinar.
Saudaraku, Allah SWT berfirman,"Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).."(QS. Az Zumar [39] : 2-3)
Saudaraku, marilah kita senantiasa berhati-hati dalam menjaga kebersihan hati agar senantiasa lurus dan murni dalam berniat. Karena Allah SWT hanya menerima amal sholeh seorang hamba yang dilakukan dengan niat ikhlas hanya mengharapkan ridho-Nya semata. Boleh jadi kita menunaikan rencana niat baik kita, tetapi saat melakukannya hati kita berbelok menjadi berharap sesuatu yang lain selain penghargaan Allah.
Seperti saat ikut aksi bela Islam tempo hari di Jakarta. Mari kita tafakuri kembali, muhasabah kembali apa sebenarnya niat kita. Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang direncanakan sebagai kebaikan, sebagai amal sholeh kita sehingga kita berusaha sekuat tenaga agar semuanya berlangsung tertib dan damai, ada dalam ridho Allah SWT. Namun, bagaimana dengan hati kita, jangan sampai niat kita malah hanya ingin dilihat orang lain sebagai pemberani, jangan sampai niat kita hanya ingin berfoto selfie sehingga dikagumi orang lain.
Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya pernah mengingatkan kepada kita tentang seorang mujahid yang gugur di medan jihad, seorang dermawan yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, dan seorang yang hafal dan paham Al Quran, tetapi ketiganya masuk neraka. Sebabnya hanya satu, karena bukan Allah yang ada di dalam hatinya.
SubhaanAllah!Marilah kita terus-menerus melatih diri untuk terampil menjaga niat. Semoga Allah SWT menerima amal sholeh kita dan membimbing kita dengan hidayah-Nya sehingga kita termasuk orang-orang yang ikhlas.Aamiin yaa Robbalaalamiin.
Mengapa itikaf di masjid? Karena untuk menghemat sewa kontrakan. Mengapa rajin shaum senin-kamis? Karena ingin langsing sekaligus menghemat uang jajan. Mengapa disiplin sholat subuh di awal waktu? Karena ingin wajah terlihat berbinar.
Saudaraku, Allah SWT berfirman,"Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).."(QS. Az Zumar [39] : 2-3)
Saudaraku, marilah kita senantiasa berhati-hati dalam menjaga kebersihan hati agar senantiasa lurus dan murni dalam berniat. Karena Allah SWT hanya menerima amal sholeh seorang hamba yang dilakukan dengan niat ikhlas hanya mengharapkan ridho-Nya semata. Boleh jadi kita menunaikan rencana niat baik kita, tetapi saat melakukannya hati kita berbelok menjadi berharap sesuatu yang lain selain penghargaan Allah.
Seperti saat ikut aksi bela Islam tempo hari di Jakarta. Mari kita tafakuri kembali, muhasabah kembali apa sebenarnya niat kita. Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang direncanakan sebagai kebaikan, sebagai amal sholeh kita sehingga kita berusaha sekuat tenaga agar semuanya berlangsung tertib dan damai, ada dalam ridho Allah SWT. Namun, bagaimana dengan hati kita, jangan sampai niat kita malah hanya ingin dilihat orang lain sebagai pemberani, jangan sampai niat kita hanya ingin berfoto selfie sehingga dikagumi orang lain.
Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya pernah mengingatkan kepada kita tentang seorang mujahid yang gugur di medan jihad, seorang dermawan yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, dan seorang yang hafal dan paham Al Quran, tetapi ketiganya masuk neraka. Sebabnya hanya satu, karena bukan Allah yang ada di dalam hatinya.
SubhaanAllah!Marilah kita terus-menerus melatih diri untuk terampil menjaga niat. Semoga Allah SWT menerima amal sholeh kita dan membimbing kita dengan hidayah-Nya sehingga kita termasuk orang-orang yang ikhlas.Aamiin yaa Robbalaalamiin.