Belajar Tajwid, Idzhar Halqi

Menurut bahasa, Idzhar artinya jelas. Menurut istilah, artinya jika terdapat  “Nun mati atau Tanwin”  bertemu dengan salah satu huruf  Idzhar dibaca jelas.


Huruf Idzhar ada 6 yaitu;

  1. ha (ھ),
  2. hamzah ( أ ),
  3. ghoin (غ),
  4. ‘ain (ع),
  5. kha (خ), dan
  6. ha (ح)

Idzhar Halqi merupakan sifat dari huruf  “Nun Sukun” yaitu jelasnya suara “n(nun)” (bukan bunyi suara yang lain),  ketika huruf “Nun Sukun” bertemu dengan 6 huruf :  ha ( ھ), hamzah ( أ ), ghoin (غ), ‘ain (ع), kha (خ), dan ha (ح) yang makhrojnya di tenggorokan. Karena itu Idzhar disebut Idzhar halqi (jelas, di tenggorokan ). Durasi pembacaan idzhar halqi adalah satu ketukan saja. Berikut ini adalah contoh bacaan Idzhar Halqi :



Dua contoh kasus di atas menampilkan kasus “Nun Sukun” bertemu huruf  ghoin (غ) dan simbol “Tanwin”: bertemu huruf ha (ح) . Cara membaca Idzhar Halqi adalah sebagai berikut:


Penggalan ayat tersebut di atas terdiri atas 8 huruf. Oleh karena itu, ia harus dibaca dengan delapan ketukan yang rata dan konstan. Ingatlah, bahwa tiap huruf mempunyai hak ketukan yang sama, dan prinsip ketukan adalah rata dan konstan. Bacaan Idzhar Halqi terjadi pada ketukan ke-4, dimana ‘Nun Sukun’ bertemu huruf  ‘ghoin (غ)’. Huruf  ‘Nun Sukun’ pada ketukan ke-4 dibaca dengan bunyi ‘n’ yang jelas. Ia mempunyai hak 1 ketukan saja.

Huruf  ‘Nun Sukun‘ pembacaan bunyi konsonannya akan maju ke ketukan sebelumnya, namun hak ketukan tetap diberikan kepadanya. Hal itu terjadi agar tidak ada pemanjangan suara sebelum huruf mati. Karena bila ada mad (suara dipanjangkan) menuju huruf mati, pembacaan seperti itu adalah salah.

Panduan praktek membaca Idzhar Halqi adalah sebagai berikut :
Pada ketukan ke-3, kita akan mengucapkan “yun”. Tahan lidah pada posisi huruf  “n” hingga ketukan ke-4 selesai. Lepaskan lidah dari posisi huruf  “n” sebelum jatuh pada  ketukan ke-5, saat kita harus mengucapkan “ghi”. Bunyi “n” pada ketukan ke-3 atau ke-4 tidak boleh dipantulkan. Jadi, apabila contoh tersebut di atas dibaca keseluruhannya, akan berbunyi “fa-sa-yun-  -ghi-dlu-  -na”. Spasi kosong di ketukan ke-4 adalah untuk hak ketukan Idzar Halqi, dan spasi kosong pada ketukan ke-7 adalah untuk hak ketukan Mad Thobi’i.

Contoh lainnya;


Pada ketukan ke-3, kita akan mengucapkan “dlon”. Tahan lidah  pada posisi huruf  “n” hingga ketukan ke-4 selesai. Lepaskan lidah dari posisi huruf  “n” sebelum jatuh pada  ketukan ke-5, saat kita harus mengucapkan “ha”. Bunyi “n” pada ketukan ke-3 atau ke-4 tidak boleh dipantulkan.  Jadi, apabila contoh tersebut di atas dibaca keseluruhannya, akan berbunyi “qor-   -dlon-  -ha-sa-na-     -”.  Spasi kosong di ketukan ke-2 adalah untuk hak ketukan ‘ro sukun’ yang konsonannya bergeser kepada qor, spasi kosong pada ketukan ke-4 adalah untuk hak ketukan Idzhar Halqi dan spasi kosong pada ketukan ke-8 adalah untuk hak ketukan Mad ‘Iwadl.